Menulis Cerita dalam Roleplay

Langkah selanjutnya adalah merangkai dan menempatkan semua elemen menjadi skenario dasar atau  treatmentcerita. Langkah ini bisa dilakuan dengan menulis sebuah deskripsi naratif yang berisi segala sesuatu yang terjadi dalam adegan, yang merupakan penempatan elemen menjadi kesatuan yang kohesif. Pada bagian treatment sudah digambarkan suasana, waktu, tempat peristiwa, dan tokoh atau peran yang ada dalam peristiwa cerita.

Tahap berikutnya adalah menulis serangkaian adegan atau bagian cerita ke dalam draf, berdasarkan eksplorasi terhadap skenario dasar. Munyusun draf pertama adalah untuk pembagian adegan cerita. Proses ini juga sudah membagi cerita menjadi kerangka besar (pemaparan, konflik dan penyelesaian). Setelah terbagi menjadi kerangka besar, mulailah mendetailkan bagian-bagian kerangka besar tersebut. Pemaparan adalah untuk menjelaskan pada penonton tentang cerita. Konflik adalah berisi pertentangan antar dua keinginan atau dapat dituliskan sebagian adegan yang berisi konflik tajam, penuh kekuatan yang terjadi di antara dua tokoh. Pada tahap penyelesaian berisi rambu-rambu bagaimana cerita tersebut diselesaikan.

Penulisan draf kedua adalah menulis kembali draf pertama yang berisi rangkaian peristiwa. Rangkain peristiwa disusun berdasarkan sebab akibat. Rangkaian peristiwa sebab akibat akan menciptakan konflik bergerak, sehingga cerita bergerak maju sampai menuju akhir cerita. Hal yang perlu diperhatikan ketika menulis cerita adalah prinsip cerita teater yaitu: harus mengandung muatan baik dan buruk, karena akan memunculkan konflik dalam cerita serta memuat dialog atau rencana dialog, karena peran dalam cerita memiliki hidup dan kehidupan. Dialog bisa mengunakan bahasa verbal dan bisa menggunakan bahasa non verbal.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »