Ragam Improvisasi Pada Roleplay Improvisatoris

 a.  Improvisasi tunggal
 

      Improvisasi tunggal adalah improvisasi yang dilakukan sendirian dan tanpa peralatan serta tanpa naskah lakon yang dipersiapkan. Dalam improvisasi ini, yang dilakukan calon pemeran adalah mempersiapkan diri secara keseluruhan, baik mental maupun pribadinya. Improvisasi yang dilakukan bisa berdasar kata-kata atau gerak. Improvisasi dengan kata-kata dilakukan dengan menyusun dan melontarkan kata-kata yang ada didalam pikirannya.Sedang improvisasi gerak dilakukan dengan bergerak sesuai dengan apa yang dipikirkan dan yang terlintas dalam pikirannya. Andaikan ada instruksi sebagai rangsangan, maka instruksi itu harus diberikan seminim mungkin.

Proses improvisasi tunggal menuntut seorang calon pemeran  dapatmengeksplor dan memaksimal daya imajinasinya, baik melalui kata-kata maupun melalui gerak. Misalnya calon pemeran itu membayangkan dirinya ditengah keramaian pasar dan tidak ada seorangpun yang dikenal, maka yang dilakukan adalah seolah-olah dia berada ditengah keramaian pasar dan melakukan tindakan dan berkata-kata layaknya orang ditengah keramaian pasar dengan kondisi tak satupun yang dikenal. Laku dan kata-kata yang muncul itulah yang akan menjadi bahan evaluasi untuk menjadi masukan dan rangsangan selanjutnya. Fungsi dari improvisasi adalah melatih daya imajinasi dan imajinasi itu diwujudkan dalam kata-kata maupun laku.

 
b.  Improvisasi dengan benda
 

     Improvisasi dengan benda adalah improvisasi yang dilakukan dengan rangsangan benda atau perabot yang ada disekitar tempat latihan. Benda atau perabot bisa apa saja dan benda atau perabot bisa menjadi apa saja. Dalam improvisasi, yang perlu dilakukan oleh calon pemeran adalah mempersiapkan diri, mental serta konsentrasi penuh. Calon pemeran tidak diperbolehkan membuat antisipasi (tindakan dan pikiran yang mendahului). Dia harus ikhlas dan jujur dengan apa yang akan dihadapi. Kebiasaan membuat antisipasi akan membuat akting menjadi jelek. Improvisasi ini bisa dilakukan sendiri atau kelompok. Improvisasi dengan benda bisa dibantu dengan instruksi sebagai rangsangan. Instruksi yang diberikan tidak bersifat perintah apa yang harus dilakukan, tetapi lebih sebagai petunjuk tentang benda atau perabot yang digunakan sebagai bahan improvisasi. Improvisasi dengan benda harus menghadirkan benda atau perabot yang hendak digunakan bahan improvisasi. Misalnya kursi, maka ditempat latihan harus ada kursi dan kursi itu bisa kursi apa saja. Kursi bisa diperlakukan sebagai apa saja dan bagaimana cara memperlakukan kursi terserah hasil imajinasi calon pemeran. Kursi bisa diperlakukan sebagaimana layak kursi dalam kehidupan keseharian atau kursi sebagai simbol dan memiliki makna dibalik kursi tersebut. Improvisasi dengan benda berfungsi sebagai latihan untuk menanggapi sesuatu. Jadi ketika menanggapi sesuatu pasti ada proses berfikir dan pertimbangan pikiran yang akan diambil. Hal ini berguna ketika bermain dalam lakon dan menanggapi pemeran lain. Permainan akan menjadi wajar dan tidak terkesan mekanis karena sudah hafal dialog dan laku peran yang lain. Improvisasi dengan benda bisa dikembangkan dengan mengunakan foto atau gambar. Foto atau gambar mengandung cerita atau ada kisah dibalik foto atau gambar tersebut. Cerita atau kisah inilah yang digunakan sebagai bahan improvisasi. Dengan menganalisis atau mencermati foto atau gambar, maka akan ditemukan sebuah kisah. Kisah bisa kisah nyata sesuai dengan foto atau gambar, tetapi bisa kisah hasil imajinasi yang terangsang oleh foto atau gambar yang menjadi bahan improvisasi.
 

c.  Improvisasi dengan suasana
 

     Improvisasi dengan suasana adalah improvisasi yang dilakukan dengan sumber rangsangan dari suasana yang diberikan oleh pembimbing. Improvisasi ini bisa dilakukan sendirian, tapi bisa dilakukan dengan cara kelompok. Tugas pembimbing adalah memberikan instruksi suasana seperti apa yang menjadi sumber improvisasi. Tugas calon pemeran adalah merespon apa yang menjadi sumber rangsang improvisasi tersebut. Fungsi improvisasi ini adalah melatih kebiasaan atau membiasakan calon pemeran dalam bermain wajar dalam suasana apapun. Suasana yang menjadi sumber rangsang adalah suasana kehidupan keseharian. Misalnya suasana ramai, suasana sepi, suasana mencekam, dan suasana menakutkan. 

Pada tahap awal, suasana yang diberikan sebagai sumber rangsang adalah suasana umum. Instruksi tidak menyebabkan suasana yang detail, terperinci, dan tidak dijelaskan pembagian peran atau status para pemerannya. Tugas calon pemeran yang membuat rincian suasana maupun status peran yang bermain dalam improvisasi. Calon pemeran tidak diperbolehkan membuat rancangan suasana maupun status peran, tetapi semua dilakukan secara spontan dan saling menanggapi antar pemeran. Hal ini dilakukan untuk melatih kerjasama dan daya respon antar pemeran terhadap suasana yang dibangun. Kerja sama dan daya respon bisa terwujud apabila dalam melakukan kegiatan  terbangun rasa saling menghargai dan menghormati. Dalam realitas pementasan, rasa kerjasama dan saling menghormati sangat diperlukan agar terbangun suasana yang wajar dan tidak dibuat-buat.


Ketika latihan pada tahap awal sudah berjalan dengan baik dan wajar, maka pada tahap selanjutnya instruksi yang diberikan sudah mulai diberikan secara detail serta ada pembagian status peran. Misalnya instruksi yang diberikan adalah “suasana ramai”, maka suasana ramai tersebut sudah mulai dibuat klasifikasi (ramai dipasar, ramai di mall, ramai di tempat pesta, ramai di dalam kelas dan lain-lain). Klasifikasi masih bisa dibuat detail lagi, misalnya suasana ramai di tempat pesta pernikahan, pesta kelulusan sekolah, pesta perayaan hari besar keagamaan, pesta ulang tahun dan lain-lain. Detail suasana akan mempengaruhi imajinasi status peran yang bermain dalam latihan improvisasi.
 

d.  Improvisasi dengan bunyi 

     Improvisasi dengan bunyi adalah bentuk improvisasi yang menggunakan bunyi sebagai sumber rangsang. Bunyi yang digunakan sebagai sumber rangsang adalah bunyi apapun, seperti bunyi musik, bunyi benda, bunyi yang beraturan, atau bunyi yang tidak beraturan. Tugas calon pemeran adalah merespon bunyi tersebut dengan seluruh jiwa dan raga. Improvisasi ini dilakukan dengan pendamping, baik pembimbing  atauteman latihan. Fungsi pendamping adalah untuk memberikan rangsangan bunyi yang digunakan sebagai bahan improvisasi. Apabila bunyi disediakan sendiri, maka yang terjadi bukan sebuah rangsangan yang harus direspon, tetapi sudah melaksanakan rancangan yang harus dilakukan. Proses rancangan terjadi di dalam pikirannya, karena sudah tahu bunyi apa yang tersedia sebagai bahan rangsangan improvisasi.
 

Tujuan improvisasi dengan bunyi adalah melatih tanggapan calon pemeran terhadap sumber bunyi dan merangsang timbulnya irama batin calon pemeran. Fungsi dari latihan improvisasi dengan bunyi adalah untuk mempersiapkan calon pemeran agar akting yang dilakukan di atas panggung, tidak hanya jelas dan tepat, tetapi mengandung daya imajinasi yang mampu membuat penonton terpesona. Irama batin calon pemeran sangat berarti bagi pelaksanaan kerja aktingnya, karena ketika berakting semua mengandung irama. Ketika pemeran berdialog di atas panggung, maka dialog mengandung irama, ketika bergerak maka gerak juga mengandung irama. Irama inilah yang membuat penonton merasa terpesona. 

Bunyi juga bisa merangsang ingatan emosi seseorang, ketika mendengarkan bunyi tertentu maka orang akan mempunyai kecenderungan untuk mengingat kejadian yang pernah dialami dengan bunyi tersebut. Misalnya ketika mendengar bunyi ledakan, orang cenderung untuk membayangkan dalam suasana perang yang penuh dengan bunyi tembakan dan bom, suasana lebaran yang penuh dengan bunyi petasan, suasana tahun baru yang penuh dengan kembang api atau bahkan membayangkan suasana rumahnya yang hancur karena tabung gas yang digunakan meledak. Respon seseorang terhadap bunyi berbeda-beda sesuai dengan ingatan emosi dan ingatan emosi penting bagi proses akting di atas panggung. 


e.  Improvisasi dengan cerita
 

     Improvisasi dengan cerita adalah improvisasi yang dalam pelaksanaannya menggunakan cerita sebagai bahan rangsang improvisasi. Cerita yang digunakan dalam improvisasi ini bukan cerita yang utuh dan detail, tetapi lebih berupa kerangka cerita yang disebut plot. Latihan improvisasi ini mengadopsi proses pementasan teater tradisional, dimana tidak ada naskah lakon yang dimainkan, tetapi hanya cerita yang akan dimainkan. Latihan improvisasi ini bertujuan melatih daya cipta dan menghayati proses kerjasama yang terjadi selama proses latihan improvisasi. Improvisasi ini dilakukan sendiri maupun  berkelompok. Improvisasi dengan cerita yang dilakukan sendiri akan melahirkan pementasan tunggal atau disebut  monolog,  one man show,  atau  one man play. Improvisasi yang dilakukan berkelompok menghasil pementasan seperti pementasan teater tradisional yang mengutamakan improvisasi dialog. 

Latihan improvisasi dengan cerita juga akan membentuk kesadaran diri terhadap pengertian daya cipta dan menghargai proses penciptaan karya. Dengan menghargai prosesnya, maka akan bisa menjaga mutu dari karya tersebut. Langkah persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan improvisasi dengan cerita adalah:  

  1. Membuat kelompok, Membuat kelompok bertujuan untuk mencari anggota kelompok dalam proses improvisasi. Anggota kelompok yang akan bekerjasama dalam memerankan peran yang ada dalam cerita. Anggota kelompok bisa berapa saja asal lebih dari dua orang. Pada proses awal, anggota kelompok bisa tiga atau empat orang pemeran, dan semakin lama semakin banyak anggota kelompok yang ikut memainkan cerita. Semakin sedikit anggota kelompok, semakin mudah untuk bekerja sama dan semakin banyak anggota kelompok, maka semakin sulit untuk bisa bekerja sama.
     
  2. Menentukan cerita, Langkah selanjutnya adalah menentukan cerita yang akan digunakan sebagai bahan improvisasi. Cerita yang dimaksud adalah cerita yang sudah ada berkembang di masyarakat, tetapi bisa juga ciptaan sendiri. Bahan cerita bisabersumber dari dongeng, legenda, fabel, hikayat, roman, cerpen, atau cerita karangan sendiri yang berasal dari pengalaman. Sumber cerita harus dipahami dan dimengerti oleh semua anggota yang akan melakukan improvisasi. Setelah cerita dipilih, kemudian diambil kerangka  danlaku dari perannya.
     
  3. Menentukan peran dan pemeran, Proses pemilihan cerita akan membawa dampak pada proses identifikasi peran yang ada dalam cerita tersebut. Setelah melakukan identifikasi peran yang ada kemudian mulai mencari tahu ciri peran yang akan dimainkan tersebut agar bisa memainkan dengan baik. Langkah selanjutnya adalah memilih pemeran yang akan memainkan peran. Proses pemilihan pemeran adalah dengan cara menawarkan peran kepada calon pemeran dan tidak harus menunjuk seperti waktu  casting pemeran dalam sebuah pementasan. Setelah semua langkah dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan kerjasama dalam berimprovisasi.
     
  4. Melakukan kerjasama dalam improvisasi, Melakukan kerjasama dalam improvisasi adalah langkah yang sulit, karena harus menyatukan semua hasil pemikiran dan interpretasi banyak orang. Improvisasi dilakukan sesuai dengan kerangka cerita yang telah disepakati, dan berhasil atau tidaknya mewujudkan cerita tergantung pada kreavifitas dan kerelaan kerjasama antar pemeran. Improvisasi ini bisa dilakukan berulang-ulang dengan melakukan sesuai hasil evaluasi.
f.  Improvisasi berpasangan
 

    Improvisasi berpasangan adalah improvisasi yang dilakukan oleh dua orang. Improvisasi ini lakukan dengan cara setiap orang melakukan improvisasi sesuai dengan apa yang dipikirkan dan dibayangkan, kemudian disatukan dalam satu kegiatan improvisasi. Calon pemeran yang terlibat dalam improvisasi tidak boleh membuat kesepakatan lebih dulu, tetapi semua harus dilakukan dengan cara yang wajar agar improvisasi dari dua calon pemeran menyatu menjadi satu cerita utuh. Tampaknya memang sulit menyatukan dua calon pemeran yang mempunyai “karangan” sendiri-sendiri bertemu dalam satu lakon dan berpasangan. Bagaimana dua karangan bisa bertemu begitu saja tanpa dirancang terlebih dahulu. Hal ini bisa terjadi asalkan karangan tersebut bukan merupakan karangan yang sudah seratus persen siap dalam arti karangan yang baku. Masing-masing “karangan” harus sekedar berada pada tahap permulaan. Ketika kedua permulaan karangan bertemu barulah keduanya berkembang bersama menjadi satu karangan. 

Proses improvisasi bisa tidak menghasilkan cerita yang menyatu secara utuh, bahkan bisa berkembang sendiri-sendiri kalau tidak ada kerjasama yang kuat diantara dua calon pemeran. Improvisasi tidak menghendaki untuk saling mengalahkan karangan yang telah dibuat. Kalau terjadi proses saling mengalahkan atau ada salah satu yang mengalah, maka improvisasi dianggap tidak berhasil. Jadi yang sangat dibutuhkan dalam improvisasi adalah saling kerjasama dan saling mendukung antar pemeran dan karangannya agar menjadi satu kesatuan cerita yang utuh.
 

g.  Improvisasi berkelompok
 

     Improvisasi kelompok adalah improvisasi yang dilakukan oleh beberapa orang dengan memainkan hasil karangan sendiri dan disatukan dalam improvisasi. Improvisasi bisa dilakukan dengan dua cara; yaitu membuat cerita sendiri dan memainkan cerita sendiri atau membuat cerita bersama dan memainkan secara bersama. Cerita yang dibuat belum detail sebagai sebuah cerita yang siap dimainkan. Improvisasi berkelompok adalah pengembangan dari improvisasi berpasangan dan improvisasi dengan cerita. Jadi yang dipelajari dalam imprivisasi berkelompok ini adalah improvisasi perpasangan yang dikembangkan  danimprovisasi dialog. 

Improvisasi dialog banyak dilakukan oleh pemeran teater tradisional. Para pemeran teater tradisional sangat terlatih dalam improvisasi dialog. Kunci improvisasi dialog adalah aksi reaksi dan pengolahan kata kunci dari kalimat yang diucapkan oleh pemeran. Pemeran yang tidak mau mendengar dan memahami kalimat dari dialog pasangan, maka tidak akan bisa membuat kalimat dalam dialognya dan ini adalah hukum aksi reaksi. Latihan improvisasi berkelompok merupakan media untuk melatih calon pemeran  agarcepat menyusun kalimat yang akan menjadi dialog.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »