Pemilihan Pejantan Produktif

1.  Pemilihan pejantan berdasarkan eksterior

     Penampilan Luar (Eksterior)
Calon pejantan harus dipilih yang memiliki penampilan luar (eksterior) yang baik. Pejantan yang memiliki penampilan luar baik akan mempengaruhi produktivitas dan mutu anak yang dihasilkan. Untuk menilai penampilan luar pejantan dapat ditinjau dari kondisi umum dan kondisi khusus.

Kondisi Umum

Penampilan luar yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sapi sebagai calon pejantan adalah sebagai berikut :
  • dalam keadaan sehat dan tidak cacat.
  • memiliki mata cerah dan kulitnya mengkilat (tidak kusam). 
  • bergerak lincah dan nafsu makannya baik. 
  • memiliki leher panjang dan besar . 
  • memiliki tubuh panjang, berbentuk balok (sesuai bangsanya) dan dada dalam. 
  • memiliki kaki besar, tegak dan kokoh. 
  • memiliki pertumbuhan tubuh yang kompak/serasi. 
  • memiliki warna kulit dan bulu khas sesuai bangsanya.
Kondisi Khusus 

Berdasarkan ketetentuan kontes dan pameran ternak nasional yang termasuk dalam “statistik vital” pada ternak sapi meliputi ukuran tinggi gumba, panjang badan, lingkar dada, lebar dada, dalam dada, lebar panggul, lebar pinggul, panjang pinggul, panjang kepala, lebar kepala, berat badan, dan umur.

Ukuran-ukuran tersebut dapat memberi gambaran tentang bentuk umum ternak tersebut, sehingga tipe dan kapasitas ternak dapat diramalkan. Cara pengukuran bagian-bagian tubuh tersebut sebagai berikut :
  • Panjang badan diukur mengikuti garis horizontal yang ditarik daritepi depan sendi bahu ke tepi belakang bungkul tulang duduk. 
  • Tinggi gumba, diukur dari bagian tertinggi gumba ke tanah mengikuti garis tegak lurus. 
  • Lebar dada, ditentukan oleh jarak tepi luar sendi bahu kanan kiri mengikuti garis horizontal. 
  • Dalam dada, jarak antara puncak gumba dan tepi bagian bawah dada mengikuti garis tegak lurus. 
  • Lingkar dada, diukur mengikuti lingkar dada persis di belakang bahu, mengenai puncak gumba atau pada sapi persis di belakang punuk dan melewati ujung belakang tulang dada. 
  • Lebar pinggul, ditentukan oleh jarak sendi pinggul kanan kiri. 
  • Tinggi pinggul, diukur dari bagian sendi pinggul tegak lurus sampai ke tanah.
Ukuran minimum “statistik vital” sapi-sapi jantan bibit Indonesia disajikan pada Tabel 7, sedangkan penilaian sapi calon pejantan pada Tabel 8 berikut.

Pemilihan Pejantan Produktif
Tabel 7. Ukuran Minimum “Statistik vital” Sapi Jantan Bibit
Pemilihan Pejantan Produktif
Tabel 8. Penilaian Sapi Calon Pejantan
Catatan :
  1. Tinggi gumba ...... cm
  2. Panjang badan ...... cm
  3. Lingkar dada ...... cm
  4. Berat badan ...... cm
  5. Umur ........ bulan/tahun 
 2.  Pemilihan Pejantan Berdasarkan Aspek Reproduksi  Fertilitas Ternak Jantan

      Penilaian tingkat fertilitas ternak pejantan dilakukan dengan menilai tingkat kesehatan secara umum dan keberhasilan untuk berkembangbiak, yaitu dengan menggunakan kriteria :
  • Kesehatan umum : bebas dari  kelainan anatomis pada organgenitalia  yang dapat mempengaruhi kesehatan umum danaktivitas reproduksi.
  • Status genetik : bebas dari cacat yang menurun dari nenekmoyangnya, dan keturunan-keturunan dari ternak tersebut.
  • Kesehatan seksualis : bebas penyakit reproduksi terutama kelamin.
  • Kemampuan untuk mengawini.
  • Fertilitasnya : spermatozoanya mampu untuk membuahi ovum.
Dalam pengamatan dan palpasi organ genitalis pejantan dapatdiketahui dengan pasti bahwa organ tersebut berada dan berkembangsecara normal bagi pejantan tersebut sesuai dengan bobot hidup danumurnya, dan juga tidak ditemukan adanya kelainan-kelainan yangberkaitan erat dengan spermatogenesis yaitu kualitas semen yang rendah. Di samping itu perlu juga dilihat keagresifan pejantan untukmengawini betina.

Skrotum (kantong buah zakar)

Skrotum diamati dan dipalpasi dari bagian belakang, di mana bentuk,kulit dan elastisitas otot skrotum harus tampak jelas. Bentuk asimetrissering kali merupakan bentuk yang disebabkan oleh lipatan kulit padasatu sisi yang terlihat paling kecil. Hal ini mungkin disebabkan karenaperbedaan besar testis, tetapi kadang-kadang lebih disebabkan olehreaksi sementara dari salah satu testis.

Testis (buah zakar)

Untuk menilik testis maka perlu memfiksasi testis dalam membrannyasebelum pemeriksaan, dan saat mempalpasi amati perubahan bentuk,ukuran, simetri, posisi, konsistensi, dan kemampuan berpindahtempat saat (naik turun) untuk peningkatan suhu, dan keempukantestis.

Cara memfiksasi testis adalah dengan kedua ibu jari kita letakkansecara horizontal pada dorsal pole testis dan tekan ke arah bawah.Cara ini digunakan untuk membandingkan ukuran besar testis kiri dankanan.

Cara mempalpasi testis adalah dengan salah satu tangan (misal tangankiri) memfiksir testis kiri dan ibu jari kiri menekan bagian septummedialis testis, tangan kanan tetap memfiksir testis kanan sepertikedudukan semula, demikian juga untuk palapasi testis sebelah kanan.Setelah palpasi skrotum dan testis selesai, kemudian diukur lingkarskrotum. Pengukuran lingkar skrotum dilakukan denganmenggunakan pita ukur dengan skala cm. Mula-mula dilingkarkanpada bagian atas skrotum secara longgar, kemudian dengan perlahan-lahan diteruskan sampai menjadiukuran yang maksimum.Pada Tabel 9. disajikan evaluasi terhadap lingkar skrotum.

Lingkar skrotum (lingkar kantong buah zakar) dapat memberikanindikasi kemampuan seekor pejantan menghasilkan semen.Disamping itu lingkar skrotum mempunyai hubungan dengan umurkedewasaan dari sapi jantan.

Penis

Dengan cara pengamatan yang teliti dan palpasi penis maka dapatdiraba glans penis yang diselaputi oleh membran mucosa dan glanspenis ini menduduki sepertiga kaudal rongga preputium.  Secaraperlahan tarik dan lepaskan (maju mundur) kulit preputium, untukmengetahui kebebasan gerakan penis saat ereksi atau relaksasi.

Pemilihan Pejantan Produktif
Tabel 9. Evaluasi lingkar skrotum

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »