Pembuatan Media Penyuluhan

Pembuatan media  penyuluhan yang akan dibahas dalam buku ini adalah media yang popular dan sesuai dengan perkembangan teknologi masa kini.

1)  Bahan Tertayang Transparan 

     Lembar transparan adalah lembaran plastik transparan (tembus pandang) yang berisi pesan/informasi (teks, ilustrasi, gambar) yang disorotkan (diproyeksikan) dengan menggunakan  overhead projector (OHP), sedangkan presentasi adalah pesan/informasi yang disusun dalam format power point. Kemajuan Overhead  Projector  menunjukan kemauan yang sangat pesat dalam masa dasawarsa terakhir, sehingga perangkat visual ini banyak dipakani dimana-mana. OHP merupakan perangkat keras sederhana yang terdiri atas sebuah kotak yang pada bagian atasnya sebagai landasan yang untuk meletakan trasnparansi guna memuat materi pembelajaran/penyuluhan atau penyuluhan. OHP dapat menghasilan cahaya yang sangat terang dari lampu proyektor yang diproyeksikan ke layar OHP.
   a)  Tujuan
  • Untuk memberi urutan yang jelas dan lengkap terhadap isi pesanpenyuluhan yang disampaikan secara lisan. 
  • Untuk memusatkan perhatian hadirin pada topik pembicaraan tertentu.
  b) Sasaran
      Kelompok sedang (10-40 orang) baik pelaku  utama, penyuluh atau anggota masyarakat.
      1) Keunggulan
  • Dapat bertatap muka dengan hadirin selama prosespenyampaian pesan. 
  • Dapat menggantikan papan tulis dan memiliki kelengkap  an yang akan memberikan efek visual yang baik .
  • Dapat memproyeksikan dan  membesarkan pesan/  gambar dengan jelas. 
  • Dapat menyampaikan pesan secara lengkap.
      2) Kelemahan
  • Keefektifan bahan tayang sangat tergantung pada penyaji(keterampilan penyaji dan penjelasan lisan). 
  • Bahan tayang tidak dapat digunakan untuk belajar secara mandiri karena di desain untuk berdampingan dengan presentasi lisan .
  • Bahan tayang hanya bisa digunakan dalam ruangan dan membutuhkan listrik untuk dapat disajikan.
  • untuk mendapatkan gambar yang baik.
   c)  Standar Teknis
        Bahan Khusus untuk Lembar Transparan terbuat dari  Inkjet Transparancy  Film, lembar film fotografi, plastik asetat bening atau bahan transparan lainnya.

   d) Desain
  • Setiap lembar bahan tayang hanya memuat satu ide, jika informasiyang akan ditulis terlalu banyak, gunakan beberapa lembar bahan tayang. Hal ini lebih baik daripada menggunakan satu lembar bahan tayang yang rumit. 
  • Butir-butir yang ditulis dalam satu lembar bahan tayang tidak lebih dari 6 (enam) pesan. Jika memang harus lebih, gunakan lembar bahan tayang secara tertutup dan bukalah butir demi butir setiap kali dibutuhkan.
  • Tulisan dalam lembaran bahan tayang tidak lebih dari sepuluh baris kalimat. Setiap baris terdiri atas enam atau tujuh kata.
   e)  Huruf Dan Tulisan
  • Ukuran huruf untuk teks tidak kurang dari 6 mm (14 point) danjudul tidak kurang dari 9 mm (24 point) agar dapat   dibaca dari jarak ± 3 m. 
  • Spasi 1 sampai 1,5. 
  • Gunakan huruf sederhana untuk memudahkan pembaca.
   f)  Gambar
  • Memuat gambar sunyi, tanpa gambar background yang tidak perlu. 
  • Garis dibuat tebal sehingga dapat dilihat dengan jelas.
   g) Penggunaan
  • Digunakan di  depan kelompok sasaran (audience)  dengan penyajimenghadap  audience  sehingga terjadi kontak mata secara langsung. 
  • Jangan menghalangi penglihatan pada layar. 
  • Gunakan penunjuk seperti pensil dan semacamnya untuk mengarahkan perhatian pada suatu fokus tertentu. Jangan menunjuk pada layar kecuali kalau menggunakan pointer laser.
  • Jangan berjalan di depan proyektor/LCD karena menghalangi pandangan.
   h) Prosedur Pembuatan:
  • Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
  • Rencanakan materi yang akan dibuat pada bahan tayang.
  • Buat konsep materi yang akan dibuat dikertas.
  • Tulis/gambarkan materi yang telah dikonsep di atas bahan tayang.
  • Bahan tayang siap digunakan. 
Pada perkembangannya penggunaan OHP (Overhead Projector) yang semakin jarang  dipergunakan, mengingat unsur ke praktisan, sehingga peran OHP semakin tergantikan media Projektor LCD yang praktis dan memiliki dimensi yang lebih mungil, sehingga cocok untuk dibawa (mobile). Untuk menyampaikan pesan dengan menggunakan Projektor LCD, diperlukan minimal peralatan:
Komputer /Laptop, LCD Projektor dan Layar LCD serta Program yang di gunakan (software) Microsoft Power Point. Powerpoint, aplikasi presentasi yang sampai saat ini masih menjadi primadona dalam
kegiatan pembelajaran/penyuluhan.
Aplikasi ini sangat mudah dipergunakan dan hampir bisa dipastikan ada pada setiap komputer dan laptop, karena merupakan bagian dari Microsoft Office. Namun demikian, powerpoint bukanlah  “aplikasi sulap”  yang dapat menampilkan si pembicara menjadi pembicara ulung dan profesional hanya karena menggunakan powerpoint. Bahkan, jika tidak dikemas dengan baik, penggunaan powerpoint bisa mencerminkan kelemahan si pembicara. Berikut ini ada beberapa tips singkat yang dapat menjadi acuan dalam pembuatan presentasi sehingga presentasi menjadi lebih menarik dan memberi kesan elegan dan professional. Pergunakan desain yang konsisten. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan slide master, sehingga layout, font, bulleting, dan animasi pergantian slide menjadi konsisten hingga akhir presentasi.
  • Batasi jumlah baris dalam setipa slide. Jumlah baris dalam slideyang terlalu banyak menyebabkan silde tersebut menjadi terlalu penuh, sehingga teks menjadi kecil-kecil. Akibat yang lebih parah, audiens tidak akan mau mencerna informasi dalam slide tersebut. Sampaikan poin-poin pokok dalam setipa slide, kemudian andalah yang harus mengembangan dan membumbui ketika melakukan presentasi. 
  • Pergunakan warna teks dan latar belakang yang kontras sehingga keterbacaannya tinggi. 
  • Hindari penggunaan animasi dan  sound effect  yang glamor. Animasi dengan diiringi  sound effect  yang glamour justru menyebabkan presentasi anda tidak profesional, berkesan kekanak-kanakan, dan tidak serius. 
  • Pertimbangkan untuk membuat tombol-tombol yang langsung menghantarkan pada slide tertentu, sehingga bisa melompat maju ataupun mundur tanpa harus melewati silde demi slide. Hal ini seringkali diperlukan. 
  • Satu gambar memberikan puluhan kali lipat informasi, oleh karena itu jika memungkinkan ditampilkan secara grafis akan lebih baik ditampilkan secara grafis, misalnya tabel, skema, dll. 
  • Jika terlalu sering teks saja yang ditampilkan, berikan gambar-gambar ilustrasi yang sesuai untuk membumbui presentasi anda. 
2)  Film atau Video Compac Disk (VCD) 

   a)  Karakteristik
        Sebagai sebuah media pembelajaran/penyuluhan dalam bentuk video/televisi mempunyai karakteristik yang berbeda dengan media lain. Adapun karakteristik media video agak berbeda dengan media televisi. Perbedaan itu terletak pada penggunaan dan sumber. Media video dapat digunakan kapan saja dan kontrol ada pada pengguna, sedangkan media televisi hanya dapat digunakan satu kali pada saat disiarkan, dan kontrol ada pada pengelola siaran. Namun secara umum kedua media ini mempunyai karakteristik yang sama, yaitu:
  • Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secarabersamaan. 
  • Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas karena terlalu besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak (bencana), terlalu rumit (proses produksi), terlalu jauh (kehidupan di kutub) dan lain sebagainya. 
  • Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga panen. 
  • Memungkinkan adanya rekayasa (animasi). 
  • Adapun media video/televisi pembelajaran/penyuluhan ini juga mempunyai kelebihan dan kekurangan.

   b)  Kelebihan
  • Dapat menstimulir efek gerak.
  • Dapat diberi suara maupun warna. 
  • Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya. 
  • Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya. 
  • Dapat diputar ulang, diberhentikan sebentar.
   c)  Kekurangan
  • Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya.
  • Memerlukan tenaga listrik. 
  • Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam pembuatannya. 
  • Tidak dapat diputar ulang (siaran televisi) kontrol pada pengelola. 
  • Sulit dibuat interaktif (khusus siaran langsung siaran televisi interaktif melalui telepon/sms). 
  • Dan lain sebagainya.
   d)  Prosedur Pengembangan Media Video Pembelajaran/ penyuluhan 

        Saat ini banyak kita temukan media video pembelajaran/penyuluhan dan pembuatan media ini tidaklah terlalu sulit, yang penting ada kemauan dan semangat untuk berkarya. Hampir setiap orang dapat membuat media video pembelajar an/penyuluhan yang membedakan yaitu kualitas dan kebermanfaatan dari hasilnya. Untuk membuat media  video pembelajaran/penyuluhan secara umum ada tiga tahap yaitu:
       1)  Praproduksi
            Tahap praproduksi melalui tahap yang panjang dan menentukan keberhasilan pada tahap selanjutnya. Tahap ini merupakan perencanaan dari kegiatan selanjutnya dan hasil yang akan dicapai. Tahap ini meliputi:
  • Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan
  • Penyusunan Garis Besar Isi Media Video (GBIMV) 
  • Penyusunan Jabaran Materi Media Video (JMV) 
  • Penyusunan Naskah 
  • Pengkajian Naskah
Hasil  akhir  dari  tahap praproduksi yaitu naskah video pembelajaran/ penyuluhan yang telah disetujui oleh pengkaji dan dinyatakan kebenarannya,  sehingga naskah tersebut laik produksi.

       2)  Produksi
            Produksi merupakan tahap selajutnya setelah naskah diterima oleh Produser dan Sutradara. Untuk  menghasilkan  gambar dan suara sesuai dengan keinginan penulis naskah, maka pada tahap ini harus dilakukan berbagai kegiatan, meliputi:
  • Rembuk Naskah
  • Penentuan Tim Produksi 
  • Casting (Pencarian Pemain) 
  • Hunting (Pencarian Lokasi Shooting) 
  • Cru Metting (Rapat Tim Produksi) 
  • Pengambilan Gambar
Hasil akhir dari kegiatan produksi yaitu sekumpulan gambar dan suara dari lapangan yang siap diserahkan kepada editor untuk dipilih sesuai naskah.

       3)  Pasca produksi
            Setelah sekumpulan gambar dan suara diterima oleh editor, maka langkah selanjutnya yaitu tahap pemilihan gambar dan suara yang terbaik. Gambar dan suara tersebut kemudian
disambung-sambung. Tahap ini cukup panjang, yaitu meliputi:
  • Editing (Penggabungan dan Pemilihan Gambar)
  • Mixing (Pengisian Musik) 
  • Preview 
  • Ujicoba 
  • Revisi
       4)  Distribusi/Penyiaran
            Hasil akhir dari kegiatan ini yaitu sebuah media video pembelajaran/penyuluhan yang siap dimanfaatkan oleh penyuluh, pelaku utama dan masyarakat pada umumnya.

       5)  Pembuatan/produksi
            Setelah naskah diterima oleh Sutradara, untuk melakukan kegiatan produksi, maka langkah-langkah kegiatan yang dilakukan yaitu :
  • Rembuk Naskah (Script Conference). Setelah Sutradara menerima dan mempelajari naskah, maka Sutradara meminta kepada Produser untuk dilakukan rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli materi dan ahli media. Rembuk naskah diperlukan untuk menyamakan persepsi pemahaman terhadap naskah, sehingga apabila diproduksi diharapkan tidak terjadi kesalahan yang fatal. Hasil dari rembuk naskah adalah Sutradara memahami naskah dengan baik sesuai dengan kemauan penulis, pengkaji materi, media, dan bahasa. Dengan demikian Sutradara akan mengubah naskah menjadi bahasa visual dan audio yang terintegrasi sehingga menjadi sebuah media pembelajaran/ penyuluhan yang enak ditonton dan bermanfaat. 
  • Pembentukan Tim Produksi (Production Crews). Setelah Sutradara memahami naskah dengan baik, langkah selanjutnya adalah membentuk Tim Produksi. Tim produksi atau kru produksi,  biasa juga disebut kerabat kerja merupakan sekumpulan orang yang mempunyai profesi atau keahlian berbeda-beda tetapi setelah disatukan menjadi sebuah tim yang kompak sehingga menghasilkan sebuah karya yang luar biasa. Tim produksi dapat berjumlah besar dan dapat juga kecil, hal ini tergantung dari seberapa kompleks naskah yang akan diproduksi. Apabila kompleks,  rumit, dan besar, maka tim produksinya besar dan lengkap, sedangkan apabila sederhana dan hanya sedikit yang diproduksi, maka tim produksinya kecil. Tim produksi yang besar terdiri dari:
          o  Produser
          o  Sutradara + asisten
          o  Cameraman + asisten
          o  Soundman + asisten
          o  Lightingman + asisten
          o  Teknisi + Assisten
          o  VTRman (Juru Rekam)
          o  Switcherman (Pemadu gambar)
          o  Floor Manager
          o  Unit Manager/Pimpinan Unit
          o  Editor + asisten
          o  Animator
          o  Penata Musik
          o  Penata Artistik + asisten
          o  Penata Rias + asisten
          o  Pembantu Umum
          o  Pengemudi

Kolaborasi profesi di atas adalah kondisi ideal dalam sebuah produksi program video/televisi, hal tersebut sifatnya kondisional. Mereka memiliki tugas yang berbeda namun harus terintegrasi satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu mereka harus memiliki kekompakan yang baik, saling melengkapi, dan bekerjasama, mengingat semua saling ketergantungan agar mendapatkan produk yang berkualitas. Jika terjadi kekurangan personel maka kadang kala seorang crew bisa memiliki professi ganda agar pekerjaan dapat tertangani.
Kondisi seperti memang dapat dilakukan selama professi rangkap tersebut tidak berjalan pada waktu yang bersamaan, sebagai contoh  cameraman  merangkap editor, hal ini karena editor bekerja pada waktu paska produksi, Sutradara merangkap Assisten atau tidak  ada assisten dan lain sebagainya. Selain itu pula sebaiknya pemegang rangkap profesi tersebut  benar-benar memiliki kapabilitas yang memadai baik dari sisi skil maupun kondisi fisik.dan sebagainya. Prinsipnya jumlah tim dalam produksi cukup fleksibel, tergantung kondisi pekerjaan yang dihadapi.
  • Membuat Shooting Scrip. Setelah tim produksi terbentuk dan masing-masing sudah mempelajari naskah, maka mereka melakukan rapat untuk membuat  Shooting Script/story  board  (naskah untuk pengambiln gambar) di dalam  naskah ini terdapat gambaran secara lengkap setiap adegan bahkan shot (gambara), misalnya siapa yang muncul, bagaimana gerakan, di mana posisi obyek, dan melakukan apa, kemudian di mana posisikamera dan angle camera serta bagaimana cara pengambilan gambarnya, apakah secara  tilt up, tilt down, follow, atau yang lain, kemudian di mana lampu dan bagaimana suasana yang ingin diciptakan, dan masih banyak lagi lainnya. Hal ini dilakukan sesuai dengan tuntutan naskah. 
  • Penyusunan Anggaran. Penyusunan anggaran disusun berdasarkan pertimbangan berbagai hal yaitu:
          o  Lamanya syuting
          o  Jumlah tim produksi
          o  Lokasi : di studio, di luar studio, jauh dekatnya dan berapa tempat
          o  Pemain : bintang atau bukan dan jumlahnya
          o  Peralatan yang dipakai
          o  Setting dan properti yang diperlukan.
          o  Faktor kesulitan (stuntman, animasi)
          o  Musik (buat sendiri atau beli hak cipta)
          o  Dan lain sebagainya.
  • Pemilihan Pemain (Casting). Jika suatu program memerlukan pemain, maka pemain harus dipilih sesuai dengan tuntutan naskah.  Kesalahan pemilihan pemain, atau karakter pemain, menyebabkan kesalahan penyampaian materi atau menjadi tidak menarik. Pemain merupakan salah satu kunci keberhasilan, memakai bintang atau tidak harus dipertimbangkan dengan matang, sebab ada untung dan ruginya. Untungnya yaitu sajian lebih menarik dan orang suka menonton bintang, kerugiannya biayanya mahal. Bukan bintang harus dipertimbangkan bahwa mereka betul-betul dapat menjiwai karakter yang dituntut dalam naskah. 
  • Pencarian Lokasi (Hunting). Pemilihan  lokasi untuk pengambilan gambar harus dilaksanakan  sesuai dengan tuntutan naskah. Kalau ingin mengubah lokasi syuting demi pertimbangan penghematan, perlu dibicarakan ketika rembuk naskah, atau jika dimungkinkan karena adanya teknologi (chroma key,  virtual, dan lain sebagainya). Kalau sebab akan berakibat fatal dan ditokal  ketika preview. Lokasi syuting dapat dil luar atau di studio tergantung dari kemudahan dan efektifitas dari pengambilan gambar dan tuntutan naskah. Sebab semua yang ada di naskah sudah dipertimbangkan efektifitas untuk penyampaian pesan.
  • Rapat Tim Produksi (Production Meeting). Di dalam pertemuan ini dilakukan diskusi teknis pelaksanaan produksi, masing-masing profesi menyampaikan persiapan yang sudah dan sedang dilakukan serta mencari solusi permasalahan yang belum terselesaikan. Alat, bahan, dll sesuai dengan tugasnya. Di dalam pertemuan ini harus sudah ditemukan:
          o  Jadwal syuting;
          o  Dana;
          o  Lokasi;
          o  Pemain;
          o  Perizinan;
          o  Kostum dan make up
          o  Kamera;
          o  Jenis lampu;
          o  Alat pendukung;
          o  Transportasi, konsumsi, dan akomodasi;
          o  Keamanan;
          o  Properties;
          o  Musik;
          o  dan lain sebagainya.
  • Setting Lokasi (Blocking Area /Location Set. Sebelum malakukan pengambilan gambar Sutradara bersama sama tim produksi mengadakan penataan lokasi dan setting properti sesuai yang dibutuhkan dalam naskah. Prosedur ini berlaku untuk perencanaan  shoting  baik di dalam maupun luar studio. Disamping itu pula penempatan kamera(camera blocking) sudah harus tergambarkan dalam areal ini.
  • Pengambilan Gambar.Setelah semua persiapan telah selesai dilakukan, langkah selanjutnya yaitu produksi atau pengambilan gambar. Kegiatan produksi merupakan kegiatan untuk merubah ide dalam bentuk naskah ke bentuk  gambar  dan  atau  suara. Kegiatan Produksi harus mencari dan mendapatkan gambar dan atau suara dengan kualitas prima sesuai yang diinginkan (sesuai Naskah, Shooting Script, Story Board). Gambar yang kita saksikan di pesawat televisi, dihasilkan dari kerja sebuah Video Camera, tetapi jika yang kita saksikanhanya gambar saja, maka dapat dipastikan tayangan itu tidak menarik, karena itu diperlukan  Microphone  dan peralatan audio lainnya untuk melengkapi gambar tayangan dengan suara atau audio, selanjutnya gambar yang dihasilkan dari Video camera  dan  suara yang dihasilkan  Microphonedigabungkan dalam suatu media penyimpanan dengan menggunakan Recorder
    e)  Penyusunan naskah scenario Video

      1)  Persiapan Menulis naskah/ Teks / Narasi
           Bagian peenting yang harus dipersiapkan dalam menulis naskah, teks maupun narasi pada program TV  adalah menemukan ide atau gagasan. Setelah ide ditemukan, seorang penulis naskah sangat perlu mempelajari substansi atau isi dari sumber-sumber yang terkait dengan substansinya, sehingga benar-benar
memahami apa yang akan ditulis. Selanjutnya akan ditulis  dalam bentuk apa, menjadi format program TV yang mana. Setelah ditetapkan format program yang dipilih maka baru berpikir bagaimana menulisnya. Untuk penulisan teks dapat diawali dengan penulisan kerangka tulisan (outline). Sedangkan untuk penulisan narasi  dapat dilakukan menulis rencana gambaran visual yang akan diberi narasinya. Dalam hal ini narasi akan lebih memberikan penjelasan gambaran visual yang ditayangkan pada TV.

Narasi bisa berbentuk life dari pemeran ataupun dubing oleh pengisi suara. Dapat juga disuarakan oleh narator maupun presenter. Sebelum menulis naskah untuk panduan produksi ditulis, biasanya didahului dengan membuat synopsis, dan Treatment.
      2)  Sinopsis
           Gambaran secara ringkas dan tepat tentang tema atau pokok materi yang akan dikerjakan.  Tujuan utama ialah memudahkan pemesan (produsen) menangkap konsep, kesesuaian gagasan dengan tujuan yang ingin dicapai. Setelah synopsis ditulis maka sudah harus nampak adanya: alur, isi cerita, Perwatakan pemain
(bila ada), tempat, waktu, serta keterangan lain yang memperjelas synopsis.

      3)  Treatment
           Uraian ringkas secara deskriptif, bukan tematis, yang dikembangkan dari synopsis dengan bahasa visual tentang suatu episode cerita, atau ringkasan dari rangkaian suatu peristiwa. Artinya dalam membuat treatment  bahasa yang digunakan adalah bahasa visual. Sehingga apa yang dibaca dapat memberikan gambaran mengenai apa yang akan dilihat. Dengan membaca treatment bentuk program yang akan dibuat sudah dapat dibayangkan. Sehingga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
  • urutan dalam video sudah makin jelas,
  • Sudah kelihatan formatnya apakah dialog (bagaiamana pokok dialognya), narasi (bagaimana pokok narasinya), 
  • Sudah dimulai adanya petunjuk-petunjuk tehnis yang diperlukan.
      4) Skenario
          Dari treatment kemudian dibuat naskah produksi atau scenario. Penulisan naskah produksi atau scenario harus operasional karena digunakan sebagai panduan tidak saja kerabat kerja (crew) tetapi juga pemain dan pendukung lain yang terlibat. Penulisan naskah atau scenario pada dasarnya menggambarkan sekaligus menyuarakan apa yang ingin disampaikan. Urutan synopsis-tritmen-skenario merupakan rangkaian yang baik untuk membuat naskah video (televisi), Baker (1981) mengemukakan juga pentahapan dalam membuat naskah, yaitu: concept, story board, dan script. Setidaknya ada dua format naskah untuk penulisan naskah TV/video, yaitu double colum, dan wide margin
  • Format kolom ganda (double colum). Format ini lazim digunakan untuk menulis naskah informasi, dokumentasi, pendidikan. Format  kolom ganda, lembar kertas dibagi menjadi dua kolom utama, yaitu kolom visual (kiri) dan kolom audio (kanan). Pada kolom kiri berisi uraian yang menyangkut visual. Misal gambar harus dimabil dengan CU, kemudian zoom out, atau keterangan lain bagi kru kamera, termasuk siapa subyeknya, diambil dari mana, beberapa waktu lamanya pengambilan, dll. Kolom kanan berisi segala sesuatu yang menyangkut audio yang berupa narasi, dialog para pelaku atau efek-efek suara lain yang diperlukan. Untuk memudahkan narator atau  juru suara (sound man) maka dalam menulis kolom kanan, semua informasi yang tidak akan dibaca (disuarakan) ditulis dengan huruf capital. Sedang narasi atau dialog yang akan dibaca atau disuarakan ditulis dengan huruf kecil.
  • Format Wide Margin. Format ini  lebih lazim dipakai dalam cerita film atau.sinetron. Sinetron Aku cinta Indonesia (ACI) naskahnya distulis dalam format Wide Margin. Dengan format wide margin tiap adegan (kumpulan dari beberapa shot-scene) diuraikan atau dijelaskan dengan bahasa visual. Petunjuk dialog diketik dua spasi ditengah, sedang apa yang akan nampak (visual) dijelaskan dalam bentuk paragraf. Dialog biasanya diketik biasa, semua penjelasan untuk camerawan pengambilan gambar, ditulis dalam huruf capital. Penjelasan untuk tingkah laku  pemain ditulis dalam tanda kurung dengan huruf capital pula. Urutan penulisannya sebagai berikut (1) Pertama kali ditulis : adegan (scene) ke….(2) Gambar diambil dengan tehnik apa, misalnya : F.1, DISSOLVE, IN FRAME.(3) Gambaran visual yang akan nampak
      5)  Dialog
           Dengan format seperti ini maka pengarah acara (sutradara) dan camerawan diberi kebebasan untuk berimprovisasi dalam pengambilan gambarnya, sesuai dengan keadaan yang diinginkan.
  • Menilai Naskah/Te ks/Narasi Setelah naskah/teks/narasi ditulis, maka  perlu ada evaluasi atau penilaian dari produser, sebelum naskah tersebut diproduksi menjadi program TV. Penilaian teks akan menggunakan kriteria apakah telah menggunakan kaidah penulisan dan penggunaan bahasa yang benar serta keterbacaannya. Sedangkan untuk penilaian narasi akan lebih menggunakan bahasa sehari-hari (tutur)sesuai karakter tokoh. Apakah sudah komunikatip, shg mampu menjelaskan atau dipahami penonton. Demikian pula untuk menilai naskah/script yang akan diproduksi disamping dengan kriteria penulisan naskah harus ditaati juga akan dinilai kelayakan produksinya, apakah setelah diproduksi akan memiliki tingkat manfaat yang tinggi, memiliki daya tarik, apakah dapat diproduksi secara teknik, biaya produksi mahal atau tidak dan sebagainya. 
  • Mengedit Naskah/Teks/Narasi Setelah naskah/teks/narasi dinilai penulis naskah akan melakukan editing, mengedit sesuai saran, masukan dari produser. Untuk editing naskah program TV akan dilakukan sekaligus dalam bentuk naskah produksi yang di dalamnya telahterdapat  petunjuk/perintah bagi kamerawan tentang teknik shoting dan obyek shoting. Petunjuk/perintah bagi narator/presenter dalam membacakan narasi, durasi setiap scene dan sebagainya. Naskah ini selanjutnya digunakan sebagai panduan produksi.
 Tabel 11.  Contoh Naskah video teknik in vitro pada
tanaman

Pembuatan Media Penyuluhan




Pembuatan Media Penyuluhan

3)  Leaflet, Folder, Brosur dan Bulletin untuk Penyuluhan Pertanian 

     Leaflet, Folder, Brosur dan Bulletin dapat digunakan untuk membuat media informasi penyuluhan pertanian secara  tercetak. Pendampingnan teknologi tidak cukup hanya dilakukan penyuluh pertanian melalui kunjungan, pertemuan kelompoktani dengan penyampaian materi secara lisan, tetapi juga diperlukan adanya dukungan materi teknologi tercetak yang akan berguna sebagai dokumentasi bagi petani.
   1)  Leaflet/Liptan Adalah jenis salah satu media informasi penyuluhan pertanian dalam bentuk lembaran informasi pertanian yang disajikan dalam selembar kertas berisikan uraian materi informasi pertanian, penampilan lembar leaflet/liptan  tanpa ada pelipatan kertas. Pada bagian muka lembar leaflet berisikan judul tulisan dan uraian tulisan pembuka materi informasi yang akan disampaiakan dan pada bagian lembar belakang leaflet berisikan muatan isi materi lanjutan dari lembar depan leaflet.  Isi materi informasi pertanian yang disapaikan melalui leflet/liptan harus singkat jelas dan padat berupa pokok  –  pokok uraian yang penting saja dengan mengunakan kalimat yang sederhana.
Untuk menarik minat sasaran pembaca leaflet/liptan sangat dianjurkan  pembuatannya dilengkapi dengan pemberian gambar sederhana dan terfokus yang akan memperjelas materi tulisan. Leaflet/liptan dapat disampaikan  kepada  petani saat kegiatan kursus tani ,demonstrasi, karya wisata dan sebagainya.

   2)  Folder Adalah media informasi penyuluh pertanian yang disajikan secara lembaran informasi pertanian dengan bentuk lembaran kertas yang dilipat  –  lipat secara teratur mulai dari dua lipatan kertas sampai pada belasan lipatan kertas tergantung dari lebar kertas yang digunakan. Umumnya folder yang digunakan untuk penyulahan pertanian terdiri dari3 lipatan kertas, dengan penyajian uraian materi yang berkesimbungan dari masing  –  masing lipatan kertas. Materi informasi pertanian yang disampaikan melalui folder harus berupa tulisan yang berisikan uraian singkat sistimatis tentang suatu masalah, penulisan folder pada prinsipnya tidak
berbeda dengan penulisan leaflet/liptan yang agak berbeda adalah cara penyajian pokok-pokok pembahasan yang pada folder disajikan lebih mendetail dan sisitimatis dibandingkan leaflet/ liptan dengan penyajian disesuaikan dengan kebutuhan. Penyajian ilustrasi gambar pada folder sangat dianjurkan dengan gambar yang sederhana dan di berikan warna. Penyampaian folder kepada sasaran dapat dilakukan pada saat
kegiatan kursus  tani,demonstrasi, karya wisata dan dapat juga digunakan sebagai bahan diskusi kelompok pada saat kegiatan pertemuan kelompok.

   3)  Brosur Adalah salah satu media informasi penyuluhan pertanian yang disampaikan dalam bentuk kemasan buku tipis dengan jumlah lembaran maximal 60 halaman, berisikan uraian singkat padat dan merupakan pedoman praktis   yang dapat menjadi acuan petunjuk untuk melaksanakan suatu kegiatan.
Tulisan pada brosur harus sistimatis dan berisikan uraian yang tuntas, jelas, singkat dan padat. Penyajian brosur yang menarik harus dilengkapi dngan foto dan gambar.Brosur selain dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi pembaca brosur juga dapat digunakan sebagai sumber bacaan pada kursus tani dan pertemuan kelompok tani.

   4)  Majalah Adalah media massa cetak yang dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk penulisan untuk materi penyuluhan pertanian dengan dikemas dalam bentuk tulisan feature. Isi materi informasi pertanian yang disampaikan melalui majalah adalah tulisan feature yang harus selesai informasinnya dan dapat dengan
mudah difahami oleh sasaran pembaca majalah yang notabene adalah masyarakat umum. Majalah biasanya terbit secara periodic secara bulanan maupun triwulan.

5)  Bulletin adalah Media massa cetak yang satu ini mempunyai sifat penulisan yang tidak jauh beda dengan majalah, perbedaan nyata dari bulletin dengan majalah ada sasaran yang akan digarap.
Umumnya bulletin akan menggarap sasaran pada suatu kelompok masyarakat yang tergabung dalam satu unit organisasi. Isi materi informasi yang disampaikan dalam bulletin harus terkait sesuai kebutuhan materi yang diperlukan anggota unit organisasi. Penyajian informasi pada bulletin dapat juga didukung dengan adanya foto.

   6)  Surat Kabar adalah Media massa cetak yang terbit harian, informasi penyuluhan pertanian yang disampaikan dalam surat kabar harus berupa motivasi anjuran dan mengingatkan kembali tentang suatu
peristiwa, informasi yang disampaikan adalah yang baru bagi pembacaanya.Penyampaian informasi penyuluhan pertanian yang dikemas dalam media cetak majalah, bulletin dan surat kabar informasi yang dikabarkan harus dikemas dalam bentuk tulisan feature pengetahuan atau feature perjalanan yang mrupakan bentuk tulisan penyuluhan pertanian dan biasa dikenal sebagai penulisan ilmiah popular.
Dengan penyuluhan  pertanian mau dan mampu membuat materi informasi pertanian yang dikemas dalam bentuk media informasi penyuluhan pertanian secara mandiri artinya penyuluh pertanian ikut membantu memecahkan permasalahan kurangnya dukungan media informasi pertanian secara tercetak,   sekaligus manjadi tabungan angka kredit bagi penyuluh pertanian sebagaimana tuntutan

4)  Radio Sebagai Media Penyuluhan Pertanian
 
   a) Latar Belakang
       Kegiatan penyuluhan pertanian adalah suatu kegiatan penyampaian informasi kepada orang lain, dengan harapan orang tersebut dapat berubah perilakunya dengan mau melaksanakan informasi yang disampaikan. Sesorang berubah  perilakunya dapat disebabkan setelah berinteraksi dengan orang lain.Berbicara penyuluhan, penyuluhan adalah proses pendidikan nonformal, yang intinya ingin merubah perilaku dari sasaran penyuluhan itu. Perubahan perilaku dapat terjadi apabila terjadi interaksi penyuluh yang akan menyampaikan informasi baru dengan sasaran.
Pertanyaannya, apakah informasi ini sudah diterima oleh sasaran?Bila kita mengharapkan adanya perubahan dari sasaran melalui informasi yang disampaikan, maka cara penyampaian informasi amat diperlukan. Sehingga informasi apa yang ingin kita sampaikan dapat diterima dengan baik oleh sasaran. Karenanya penyuluh pertanian harus mengetahui media apa yang akan digunakan untuk penyampaian informasi ini. Salah satu media yang dapat digunakan adalah melalui siaran radio.
Dibandingkan dengan media komunikasi massa lain seperti televisi, biaya penyelenggaraan siaran radio jauh lebih murah dengan kemampauan jangkauan daerah yang sama luasnya.Penyuluh pertanian dapat dan harus menggunakan teknik-teknik komunikasi yang paling efektif agar sasaran mau menerapkan pengetahuan baru nya itu. Melalui komunikasi yang efektif dapat menunujang keberhasilan penyuluhan pertanian.

   b)   Karakteristik Radio
         Medium radio adalah medium yang dipancarkan melalui gelombang electromagnetic  yang diumpamakan sebagai jalan raya  (highway)dengan kelebaran yang bervariasi. Jalan raya ini diindetifikasikan sebagai frekuensi yang mengacu pada peraturan dan persetujuan internasional. Menurut Bates, dalam Asep Syamsul, 2009,: daya pancar siaran radio sangat bergantung kepada kekuatan  transmitter
(pemancar), serta frekuensi yang digunakan.Dengan kekuatan tertentu, transmitter mampu memancarkan siaran pada lokasi tertentu.  Keberadaan stasiun  relay  diperlukan untuk menjangkau daerah lain yang berada di luar daerah pancarnya. Radio Republik Indonesia (RRI) menggunakan stasiun relay untuk menyiarkan program yang dipancarkan dari pusat ke seluruh wilayah nusantara.
Komunikasi  yang dilakukan di radio, seperti halnya di media massa lain, adalah komunikasi massa, yaitu komunikasi kepada orang banyak (massa, publik) dengan menggunakan media (communicating with media).

   c)   Keunggulan Dan Kelemahan Radio
         Radio dipandang sebagai “kekuatan kelima” (the fifth estate) setelah lembaga eksekutif (pemerintah), legislative (parlemen), yudikatif (lembaga peradilan), dan pers atau suratkabar. Hal itu antara lain karena radio memiliki kekuatan langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan, dan memiliki daya tarik sendiri, seperti kekuatan suara, music dan efek suara.Ada beberapa keunggulan dari penggunaan radio sebagai media
penyampaian pesan, yaitu :
  • Cepat dan Langsung, (sarana tercepat, lebih cepat dari Koranataupun Televisi dalam menyampaikan informasi   kepada publik)
  • Akrab, (Radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya)
  • Personal, (Jadi teman karena mampu menyentuh pribadi pendengar)
  • Hangat, (Pendengar akan bereaksi atas kehangatan suara penyiar dan seringkali berpikir bahwa penyiar adalah seorang teman bagi mereka)
  • Sederhana, (Tidak rumit, baik bagi pengelola maupun pendengar)
  • Tanpa Batas, (Jangkauan wilayah siarannya luas)
  • Murah, (Dibandingkan dengan berlangganan media atau harga televisi, pesawat radio relative jauh lebih murah. Pendengar  tidak dipungut bayaran untuk mendengarkan radio)
  • Bisa Mengulang, (Radio memiliki kesementaraan alami, sehingga berkemampuan mengulang informasi yang sudah disampaikan dengan cepat.
  • Fleksibel, (Siaran radio dapat dinikmati sambil mengerjakan aktifitas lain)
Kelemahan yang perlu diperhatikan dalam menggunakan radio sebagai media massa, yaitu:
  • Selintas, At Once, (Dapat diakses cepat dan seketika, juga cepat hilang dan gampang dilupakan)
  • Global, (Sajian informasi radio bersifat global, tidak detil)
  • Batasan  waktu, (Waktu siaran radio relative terbatas, hanya 24 jam sehari)
  • Linier, (Program disajikan dan dinikmati pendengar berdasarkan urutan yang sudah ada, tidak bisa meloncat-loncat)
  • Mengandung gangguan, (Adanya timbul tenggelam/fading  dan gangguan teknis “channel noise factor”
  • Lokal, (Media radio bersifat local, hanya di daerah yang ada frekuensinya)
   d)  Format siaran radio
        Adapun Format/bentuk siaran pedesaan di radio yaitu:
  • Uraian. Bentuk uraian merupakan dasar dari semua bentuk acara radio. Sifat hakikinya adalah pembicaraan untuk memberi penjelasan atau menguraikan, mengupas sesuatu masalah agar mudah dimengerti. Bentuk uraian ini tidak memerlukan  sound effect  yang berperan adalah  penulis naskah dan pembaca saja. Prinsip membuat uraian adalah uraiannya sederhana, singkat dan bersifat akrab.
  • Berita. Berita adalah sesuatu yang disajikan tepat waktunya dan menarik perhatian orang banyak. lsinya tentang segala hal di seputar pedesaan atau yang menyangkut kepentingan masyarakat desa. Dalam membuat berita pedesaan, isinya harus lengkap, memenuhi syarat 5W+1H  (Who, What, When, Where, Why, How).  Cara penulisan berita sama dengan cara penulisan di media massa yaitu yang menjadi pokok bahasan diletakkan di bagian atas, yang diikuti dengan penjelasan dari pokok bahasan (mengikuti azas penulisan piramida terbalik)
  • Laporan PasarLaporan pasar adalah berita mengenai harga penjualan/pembelian hasil pertanian, sarana produksi pertanian serta kemungkinan harga dan persediaan produk sifatnya lokal. Lebih baik disertai dengan ulasan dan tinjauan, sehingga beritanya menarik bagi pendengar. Perlu diperhatikan, laporan pasar harus tepat, dapat dipercaya, pasti (tidak kira-kira), disampaikan secara teratur. Hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga bisa digunakan seperti keadaan cuaca, bencana alam, hambatan transportasi, dll.
  • Laporan. Laporan adalah semacam berita dalam bentuk uraian. Perbedaannya dengan uraian, laporan tidak mengandung opini pribadi, berupa  informasi detail tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi. Uraian laporan biasanya disiarkan selama 5 (lima) sampai 15 menit.
  • Reportase. Reportase adalah laporan seorang reporter tentang suatu peristiwa yang sedang berlangsung dan merupakan pemberitaan langsung dari tangan pertama, biasa disebut sebagai laporan pandangan mata. Dalam reportase kita membuat seolah-olah mengundang pendengar untuk bersama menyaksikan kejadian yang sedang berlangsung.
  • Dialog/Obrolan. Dialog/obrolan adalah percakapan dua pihak tentang suatu masalah yang ditinjau dari sudut pandang berbeda, merupakan tukar pendapat atau tukar pandangan.Ciri utama dalam dialog adalah tidak ada pimpinan atau moderator, arahannya tertera pada naskahnya. Kedua tokoh yang berdialog sama kedudukannya. Persamaan bukan ditinjau dari jabatan, tetapi dari pengalaman atau keahlian, Perbedaan pendapat terjadi karena masingmasing meninjau dari sudut pandang berlainan.
  • Wawancara. Wawancara adalah percakapan antara dua pihak yang berbeda kedudukan atau fungsi. Pihak pertama sebagai penanya/pewawancara  (interviewer).  Kedudukan yang diwawancarai lebih penting. Sebagai pewawancara tugasnya menggali sejauh mungkin informasi dari yang diwawancarai. Kegiatan wawancara dapat direkam dulu atau langsung. Terdapat perbedaan  antara wawancara dengan diskusi. Pada wawancara, yang diwawancarai hanya menjawab pertanyaan pewawancara. Sedang dalam diskusi para peserta dapat sating berkomunikasi.
  • Diskusi. Diskusi adalah pembicaraan yang mengandung makna mempertentangkan pernyataan-pernyataan dari orang-orang tertentu tentang suatu  masalah/pandangan/  pendapat/gagasan. Para peserta diskusi bisa sebagai orang tertentu, bisa seorang ahli, seorang awam yang punya pandangan/pendapat/gagasan yang saling berbeda. Dalam diskusi memberi kesempatan untuk tukar menukar dan sekaligus menguji gagasan-gagasan sehingga makna yang paling dalam dari diskusi adalah merangsang orang untuk berfikir.
  • Feature. Feature adalah bentuk acara mengenai satu masalah tertentu yang sedang hangat, disajikan dengan menggunakan berbagai bentuk acara yang dirangkai secara menarik dan sederhana. Pembahasan informasi/masalah dalam feature dibahas mendalam, disajikan tanggapan dari berbagai pihak, berbagai suasana termasuk ilustrasi musik/bunyi-bunyi disusun dalam rangkaian yang logis dan menyatu.
  • Majalah Udara. Majalah udara adalah bentuk acara mengenai berbagai masalah, disajikan dengan menggunakan berbagai bentuk acara sehingga feature dan majalah udara penyajiannya sama, hanya masalah yang dibahas dalam majalah berbagai macam masalah yang berbeda. Akibatnya bahasan dalam majalah udara tidak mendalam Perbedaan Feature dan Majalah udara:
Tabel 12. Perbedaan Feature dan Majalah udara
Judul: Pemberantasan Hama Tikus

Pembuatan Media Penyuluhan

  •  Sandiwara (Drama). Salah satu kegemaran orang Indonesia adalah senang mendengar cerita, karena itu bentuk acara sandiwara/drama banyak digemari. Dalam membuat sandiwara siaran pedesaan harus dipertimbangkan masalah apa yang cocok diangkat untuk pedesaan. Masalah yang diangkat sebaiknya yang bisa menimbulkan perdebatan yang diungkapkan melalui karakter-karakter pemerannya.Dengan demikian dalam membuat naskah sandiwara harus dapat menggambarkan atau mengangkat konflik sebagaimana yang dialami kita sendiri, diramu menjadi kisah yang menarik, struktur ceritanya jangan mendatar, usahakan semula datar, naik menghangat lalu turun lagi.
  • Surat Menyurat. Surat menyurat selain lewat pos, dapat juga melalui media SMS dan internet.Ruang jawaban surat, dimaksudkan untuk memelihara dan membina hubungan antara pendengar dengan penyelenggara siaran ,yang bertujuan untuk menyelenggarakan komunikasi timbal balik. Surat yang masuk, menunjukan bukti adanya umpan balik dari pendengar, sedangkan isinya boleh jadi berupa pertanyaan, tanggapan, laporan, kritik dan sebagainya.Kiriman surat dari pendengar menunjukan adanya keakraban . Surat masuk tersebut harus dilayani dan diadministrasikan.
   e) Kaidah menyampaikan informasi di radio
       Radio adalah suara (sound) media yang hanya bisa didengar (Auditif) suara (Voice) pula yang jadi aset terpenting seorang penyiar sebagai ujung tombak, front liner, sebuah radio yang berinteraksi langsung dengan pendengar.Agar penyampaian informasi dapat diterima dengan baik oleh sasaran, maka penyampaian informasi harus mempunyai:
  • Wawasan.  Penyiar harus berwawasan agar siarannya hidup,dinamis, berisi, dan tidak monoton. Kosakata, varietas kata, improvisasi, hanya bisa dilakukan oleh penyiar yang berwawasan luas. Karena itu, banyak baca, jadilah orang yang haus pengetahuan! Dijamin, jika Anda berwawasan luas, takkan kehabisan kata-kata untuk berbicara.
  • Sense  Of Music. Penyiar harus memiliki sense of music  yang tinggi. Soalnya, tugas penyiar bukan hanya mutar lagu-lagu, tapi mesti paham juga tentang jenis musik, alat musik, dan artisnya.
  • Sense  Of Humor.  Penyiar juga harus humoris, punya bakat menghibur. Bakat itu diperlukan karena profesi penyiar radio dituntut mampu menghibur pendengar. Lagi pula, radio identik dengan hiburan (entertaintrnent).
  • Bahasa Tutur. Siaran harus menggunakan bahasa tutur, bahasa percakapan  (conversational language),  demikian juga naskah berita atau iklan. Bahasa tutur yaitu bahasa yang dipakai datam pergaulan sehari-hari yang mempunyai ciri khas: (a) kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak menggunakan kata penghubung; dan (b) menggunakan kata-kata yang lazim dipakai sehari-hari (spoken words).
  • Tampilkan Suara Terbaik dengan Rileks.  Penyiar adalah “pemain sandiwara”  (performer)  dan menghadapi tantangan yang sama dengan penyanyi atau aktor. Begitu di atas pentas, di depan kamera, atau di belakang  microphone,  Anda tidak: akan dapat memberikan penampilan terbaik kecuali jika Anda santai  (relax). Tenggorokan tercekik  (tight throat),  leher tegang, dan pundak yang kaku, akan membuat Anda tidak dapat mengeluarkan suara terbaik. 
  • Atur Nafas. Mati lemas atau kekurangan nafas (suffocation) adalah penyebab kematian nomor satu di kalangan penyiar. Banyak penyiar biasa terus menahan nafas setama bertutur. Nafas megap-megap tidak akan menghasitkan siaran yang bagus. Bernafas secara tepat adalah dasar siaran profesional. Naskah siaran harus memberi kesempatan untuk bernafas. Ketika Anda membaca naskah, buatlah tanda di mana Anda akan mengambil nafas. Ikuti instruksi Anda sendiri dan bernafaslah saat Anda melihat tanda itu. Sikap badan yang baik dan dukungan dari diafragma Anda, akan membuat tiap nafas bekerja lebih lama bagi Anda. Anda bisa latih hal itu dengan cara meratakan jari tangan dan tekan diafragma (rongga antara dada dan perut). Ketika Anda mulai dengan suara rendah, tekan diafragma Anda dengan tangan. Teknik ini akan memberi Anda kekuatan ekstra. Jauhkan mulut Anda dari  microphone  saat menarik nafas. Jangan sampai tarikan nafas Anda mengudara.
  • Visualisasi. Penyiar radio berbicara kepada pendengar yang tidak terlihat. Secara simultan (bersamaan), sebagai penyiar Anda berbicara kepada tidak seorang pun  (talk to no one)  -karena tidak satu orang pendengar pun yang hadir secara fisik di depan Anda-dan kepada setiap orang (talk to everyone), mungkin ribuan pendengar.  ‘Talk to one and eveyone!  Penyiar radio juga sering sendirian di ruang siaran, tidak ada lawan bicara, hanya ditemani sejumlah “benda mati”  -  Karenanya, saat siaran, bayangkan Anda sedang berbicara pada seorang teman, atau sekelompok kecil orang. Membayangkan adanya seorang pendengar di depan Anda, akan membantu Anda berkomunikasi secara alamiah, gaya ngobrol (conversational way).
  • Tentukan Pilihan Kata!  Di radio, Anda hanya punya satu kesempatan untuk membuat pendengar Anda mengerti yang Anda kemukakan. Di radio, yang dimiliki pendengar hanya suara Anda. Karena itu, saat menyampaikan sebuah informasi, putuskan kata-kata mana yang menjadi kata kunci  (key words)  dan garis bawahi. Tiap kata memiliki nilai berbeda. Putuskan apa yang akan Anda tekankan, di mana lagu kalimat  (inflection)  Anda akan menaik dan menurun, dan di mana Anda akan bernafas.  
  • Konsentrasi. Jika Anda tidak mendengar apa yang Anda katakan, tidak ada orang lain yang akan mendengar. Siaran yang balk membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi. Tidak mudah untuk mengatur nafas Anda, memvisualkan pendengar Anda, dan melaporkan cerita pada saat yang sama. Karena itu, relaksasi adalah kunci konsentrasi.
  • Latihan.  Best voice requires experimentation.  Seorang penyiar harus menemukan suara terbaiknya dan ini butuh eksperimen. Jika Anda punya pilihan mikrofon, cobalah satu per satu untuk menemukan mike paling sesuai bagi Anda. 
  • Bicara kepada satu orang.  Bayangkan, pendengar itu satu orang! Orang yang baru pertama kali berbicara di radio, sering secara salah memvisualkan pendengarnya  -  membayangkan bahwa pendengar itu ribuan. Padahal, orang yang mendengarkan itu dalam kelompok berjumlah satu orang (in group of one). 
  • Teman Akrab. Berbicaralah layaknya kepada teman akrab (intimate friend). Lihat wajah teman Anda itu dalam “pikiran mata” (mind’s eye) Anda.
  • Smile.Senyumlah, meski pendengar tidak melihat Anda. Berbicara dengan senyum, akan terasa hangat, ramah, friendly, di telinga pendengar. 
  • Kontak Mata.  Lakukan kontak mata! Pandanglah ia sekali-sekali untuk melakukan kontak mata  (eye contact),  meskipun hanya ada satu orang di ruangan - Anda sendiri! 
  • Gesture.  Gunakan gerakan tubuh  (gesture),  meskipun tidak ada orang yang melihat Anda. Anda adatah aktor. Saat berbicara di depan umum  (public speaking),  jika Anda punya mike  portable (mudah dibawa), bergerakkah mengitari panggung. Bayangkan Anda adalah seorang aktor yang sedang “mentas” di televisi. 
  • Jeda.  Jedalah untuk beberapa detik untuk membiarkan pesan Anda sampai ke pendengar. Saat jeda, buatlah kontak mata. Anda juga bisa jeda jika mencari gagasan berikutnya. 
  • Teknik Vokal. Harus  lancar bicara dengan kualitas vokal yang balk. Teknik vokal yang diperlukan antara lain kontrol suara (voice control)  selama siaran, meliputi pola titinada  (pitch),  kerasnya suara (loudness), tempo (time), dan ) kadar suara (quality).
  • Diafragma. Kualitas suara yang diperlukan seorang penyiar adalah “suara perut”, suara  yang keluar dari rongga badan antara dada dan perut  -dikenal dengan sebutan “suara diafragma”. Jenis suara ini akan lebih bertenaga  (powerful!),  bulat, terdengar jelas, dan keras tanpa harus berteriak. 
  • Intonasi. Intonasi  (intonation)  adalah nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau tidak monoton. Intonasi menentukan ada tidaknya antusiasme dan emosi dalam berbicara. Misalnya, mengucapkan “Bagus yal” dengan tersenyum dan semangat, akan berbeda dengan mengucapkannya dalam ekspresi wajah datar, bahkan nada sinis. Latihan intonasi bisa dengan mengucapkan kata “Aduh” dengan berbagai ekspresi -sedih, kaget, sakit, hang, dan seterunya.
  • Aksentuasi. Aksentuasi  (accentuation)  adalah logat atau dialek. Lakukan penekanan  (stressing)  pada kata-kata tertentu yang dianggap penting. Misal, “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”: atau “Saat sakit, tindakan terbaik adatah dengan minum obat”: “Saat sakit, tindakan terbaik adatah dengan minum obat”. Aksentuasi dapat ditatih dengan cara menggunakan “konsep suku kata”.
  • Speed. Gunakan kecepatan  (speed)  dan kelambatan berbicara secara bervariasi. Kecepatan berpengaruh pada kejelasan  (clarity), juga durasi. Apabila waktu siaran sudah mepet, kecepatan diperlukan.
  • Artikulasi(articulation),  yaitu kejelasan pengucapan kata-kata. Disebut juga pelafalan kata (pronounciation). Setiap kata yang diucapkan harus jelas. misalkan harus beda antara ektrem dengan eksim. Seringkali, dijumpai kata atau istilah yang pengucapannya berbeda dengan penulisannya, utamanya kata-kata asing seperti “grand’ prix”  (grong pri), atau nama-nama orang Barat  -  “Tom Cruise” (Tom Cruz), George Bush (Jos Bus). dan banyak lagi.
  • Be  Yourself.  Keaslian  (naturalness)  suara harus keluar. Bicara jangan  dibuat-buat. Anda harus menjadi diri sendiri, be yourself, tidak meniru orang lain.
  • Ceria. Kelincahan  (vitality) clatam berbicara sehingga dinamis dan penuh semangat,  cheerful!  Anda harus ceria selalu. Jangan lemas, lunglai, nanti terkesan tidak mood, apalagi “judes”! Ingat, penyiar adalah penghibur, entertainer!
  • Hangat. Keramahtamahan  (friendliness)  sangat penting. Anda harus sopan, hangat, dan akrab. Penyiar profesional menjadi teman dekat bagi pendengar.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »